Bagi penyuka mancingikan atau mancingmania, air sungai surut adalah masa yang akan selalu dinanti-nanti, setidaknya itulah yang banyak ditemui di sepanjang Sungai Citanduy yang membelah Provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Dari banyaknya jenis ikan air tawar, seperti nilem, tawes, balar, jenis ikan di Sungai Citanduy, yang banyak dicari adalah ikan jenis beong. Namun warga Kota Banjar banyak yang menyebutnya ikan caung. Ikan caung ini mirip dengan lele, memiliki patil dan sungut berkulit licin.
Lokasi yang banyak didatangi adalah di sekitar Bendung Dobo, Kecamatan Pataruman. Beberapa pemancing, sependapat bahwa mendapatkan ikan caung lebih bergensi dibandingkan mendapat ikan balar dan tawes.
"Ikan Caung jadi primadona. Daripada dapat dua ekor ikan tawes lebih senang dapat seekor caung. Saat ini waktu yang tepat untuk memacing ikan tersebut," ungkap Rizki, Minggu (28/9/2014).
Mancing ikan di bendungan ini adalah kegiatan untuk mengisi waktu luang sehari-hari mereka. Kadang hari ini mendapat banyak ikan, akan tetapi kadang juga hanya mendapat beberapa ekor ikan caung.
"Memancing itu juga hoki. Kadang dapat banyak, kadang juga sedikit. Bahkan kadang juga tidak dapat satupun ikan," menurut Patah, salah seorang pemancing di sana.
Menurut Patah, mancing ikan caung tidak bedanya dengan mancing ikan lele. Umpan untuk memencing ikan baung, biasanya berupa udang, jangkrik, dan ikan kecil.
"Idealnya macing caung malam hari. Akan tetapi sekarang tidak hanya malam, siang hari juga banyak yang mancing," tuturnya.
Harga ikan caung paling mahal dibandingkan ikan yang lain. Satu kilogram ikan caung dijual Rp 25.000 - Rp 30.000. Sedangkan ikan tawes hanya dijual Rp 20.000, paling mahal Rp 25.000. Mengapa harga ikan caung ini bisa lebih mahal? Hal itu karena rasa daging ikan caung yang lebih gurih dan kenyal menjadikan harga ikan tersebut lebih mahal. "Rasa daging ikannya sangat gurih. Tidak ada durinya. Lebih cocok dimasak dengan bumbu pedas," ungkapnya.